PERSEPSI MILENIAL TERHADAP GAYA PENDEKATAN KAMPANYE POLITIK KANDIDAT CAPRES-CAWAPRES 2019
Abstract
Menurut data BPS, kelompok milenial diproyeksikan akan menyumbang 23,95% dari total populasi Indonesia pada 2019. Pada tahun ini juga Indonesia akan menghadapi Pemilu yang diawali oleh kampanye politik. Pemberitaan tirto.id 13 Agustus 2018 yang berjudul “Jualan Paling Milenial Capres-Cawapres 2019 menyebutkan bahwa semua kandidat dan tim suksesnya memandang bahwa mereka adalah calon yang paling dekat dengan milenial. Hal-hal tersebut yang melatarbelakangi makalah berjudul “Persepsi Milenial terhadap Gaya Pendekatan Kampanye Politik Kandidat Capres-Cawapres 2019†ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami bagaimana milenial menyikapi kampanye politik yang disampaikan oleh masing-masing kandidat dengan mencitrakan diri sebagai calon yang paling dekat dengan milenial. Metode yang digunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus serta teknik wawancara. Hasilnya, mereka percaya bahwa klaim tersebut hanya merupakan gimmick untuk menggaet suara milenial. Hal ini sesuai dengan konsep yang diungkapkan oleh Ella S. Prihatini (2018) dalam artikel yang berjudul "Mapping the 'political preferences' of Indonesia’s youth", bahwa kebanyakan generasi milenial independen secara politik, serta berani mengambil pilihan ideologi politik yang berbeda dari lingkungan keluarga mereka. Kesimpulannya, generasi milenial memandang bahwa gaya pendekatan kampanye yang dilakukan oleh kedua kandidat tidak natural sehingga kurang disukai. Milenial justru lebih menilai positif jika kandidat berkampanye sesuai dengan karakteristiknya sendiri dan menujukkan kinerjanya.
Downloads
1. Accepted paper’s author should read and approve the content of Copyright Transfer Form and send it back via editorial email address.
2. Copyright Transfer Form must be signed by the first author of the paper.