STRATEGI KOMUNIKASI PESUASIF LOKASI ZIARAH SENDANGSONO DI TENGAH ISU INTOLERANSI BERAGAMA DI JOGJAKARTA
Abstract
Di tengah era hoax dan kabar kebenceian menyeruak di sela-sela kehidupan masyarakat, ada lokasi wisata sejarah rohani Katolik yakni Sendangsono yang terus bertahan dan tetap eksis sebagai lokasi ziarah tertua di tanah air.Berada di balik perbukitan Menoreh, Gua Maria Sendangsono terletak di kawasan yang sangat asri dan menyatu dengan alam. Aliran sungai yang membelah tempat peziarahan serta pohon-pohon besar yang menaunginya menjadikan tempat ini sangat sejuk dan segar. Sebuah pohon sono atau angsana besar tumbuh dengan kokoh menaungi tempat ini.Akarnya mencengkeram tanah dengan kuat dan menjadi sumber mata air sendang. Dulunya,tempat ini menjadi peristirahatan dan persinggahan para Bikhu yang berjalan kaki dari Borobudur menuju Boro, begitu pula sebaliknya. Lantas pada tahun 1904, Pastor Van Lith datang ke tempat ini dan mengadakan pembabtisan bagi warga Kalibawang. Tempat ini pun akhirnya dikembangkan menjadi tempat peziarahan umat Katholik dan dikenal dengan nama Sendangsono.Makalah ini mengangkat topik strategi komunikasi persuasive Sendangsono dalam menjaga eksistensinya di tengah warga Jogjakarta yang beragam agama dan keyakinannya. Didekati dengan pendekatan kualitatif menggunakan studi kasus, ditemukan hasil bahwa meski tidak banyak melakukan promsi besar-besaran, minat para pengunjung ke lokasi ziarah ini karena citra Sendangsono justru muncul lewat strategi Mouth to Mouth, lewat social media seperti Group whatsapp dan jaringan media online di paroki-paroki. Sementara di lokasi ziarah, pengelola melakuukan sejumlah strategi komunikasi persuasive lewat pendekatan personal dengan kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda agama, khususnya para tokoh dan pemuka agama setempat. Strategi promosi dilakukan baik lewat pull strategi juga push strategi, meskipun tidak secara formal.
Downloads
1. Accepted paper’s author should read and approve the content of Copyright Transfer Form and send it back via editorial email address.
2. Copyright Transfer Form must be signed by the first author of the paper.