Conference On Communication and News Media Studies https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS <div style="text-align: justify;"> <p><strong>Proceeding Comnews</strong> merupakan rangkuman hasil <strong><em>Conference on Communication and New Media Studies </em>(Comnews)</strong> yang diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun oleh Universitas Multimedia Nusantara.</p> <p><strong>Comnews</strong> merupakan kegiatan konferensi yang diharapkan akan bisa memetakan penelitian-penelitian di bidang komunikasi dan new media. Selain itu, Comnews diharapkan akan memberikan kontribusi untuk mengembangkan teori, model dan konsep komunikasi dan new media.</p> <p>Proceeding Comnews memuat artikel dengan topik sebagai berikut :<br>1. News form journalism/convergence media<br>2. Public Relations<br>3. Marketing Communication<br>4. Political PR<br>5. Innovation based storytelling<br>6. Disaster Communication<br>7. Combating Disinformation and misinformation<br>8. Tourism Communication<br>9. Dan topik-topik lain yang terkait komunikasi dan new media</p> </div> <div style="text-align: justify;"><strong>Online ISSN :&nbsp;<a title="2656-730X" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1552298993&amp;1&amp;&amp;2019">2656-730X</a>&nbsp;</strong></div> Universitas Multimedia Nusantara en-US Conference On Communication and News Media Studies 2656-730X <p>1. Accepted paper’s author should read and&nbsp;approve the content of <a href="https://drive.google.com/file/d/1OxtoP8CvUytOSIAEHaDSpkQE25TH9kEB/view">Copyright Transfer&nbsp;Form</a> and send it back via editorial email&nbsp;address.<br>2. Copyright Transfer Form must be signed by the first author of the paper.</p> PENGARUH PERSONAL BRANDING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI GENERASI MILENIAL PADA PELAKSANAAN PEMILU 2019 https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1075 <p>Pemilu 2019 merupakan pesta demokrasi terbesar sepanjang sejarah di Indonesia, karena pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, serta pemilihan legislatif dilakukan secara serentak. Masyarakat, dalam hal ini generasi milenial, tatkala menentukan pilihannya, memerlukan informasi yang komprehensif. Memasuki era Revolusi Industri 4.0, sudah saatnya para kontestan Pemilu mampu memberikan informasi dengan memaksimalkan media sosial melalui strategi <em>personal branding.</em> Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi generasi milenial dalam Pemilu 2019, karena para generasi ini, terutama para remaja, banyak yang baru pertama kali berpartisipasi dalam Pemilu, sehingga dapat mengenal kontestan dan menentukan pilihannya secara tepat. Selain itu, strategi <em>personal branding</em> yang paripurna dapat menjangkau berbagai kalangan generasi milenial yang setiap waktunya tidak lepas dari media sosial, sehingga dapat menjadi strategi yang efektif dan efisien, seraya mengimbangi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi terkini. Metode yang digunakan pada penulisan ini menggunakan metode observasi pada kasus pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya, serta menggunakan metode kualitatif dari berbagai literatur yang relevan, sehingga penulisan dapat lebih komprehensif dan akuntabel. Hasil dari penelitian ini adalah agar seluruh kontestan Pemilu dapat menerapkan strategi <em>personal branding</em> dalam mengkampanyekan dirinya kepada generasi milenial, serta membuat pemilih semakin cermat dalam menentukan pilihannya, sehingga Indonesia mampu menghadapi era Revolusi Industri 4.0 secara mumpuni.</p> Imam Maulana Arus Reka Prasetia ##submission.copyrightStatement## 2019-03-14 2019-03-14 1 1 1 PERSEPSI MILENIAL TERHADAP GAYA PENDEKATAN KAMPANYE POLITIK KANDIDAT CAPRES-CAWAPRES 2019 https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1076 <p>Menurut data BPS, kelompok milenial diproyeksikan akan menyumbang 23,95% dari total populasi Indonesia pada 2019. Pada tahun ini juga Indonesia akan menghadapi Pemilu yang diawali oleh kampanye politik. Pemberitaan tirto.id 13 Agustus 2018 yang berjudul “Jualan Paling Milenial Capres-Cawapres 2019 menyebutkan bahwa semua kandidat dan tim suksesnya memandang bahwa mereka adalah calon yang paling dekat dengan milenial. Hal-hal tersebut yang melatarbelakangi makalah berjudul “Persepsi Milenial terhadap Gaya Pendekatan Kampanye Politik Kandidat Capres-Cawapres 2019” ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami bagaimana milenial menyikapi kampanye politik yang disampaikan oleh masing-masing kandidat dengan mencitrakan diri sebagai calon yang paling dekat dengan milenial. Metode yang digunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus serta teknik wawancara. Hasilnya, mereka percaya bahwa klaim tersebut hanya merupakan <em>gimmick</em> untuk menggaet suara milenial. Hal ini sesuai dengan konsep yang diungkapkan oleh Ella S. Prihatini (2018) dalam artikel yang berjudul "<em>Mapping the 'political preferences' of Indonesia’s youth</em>", bahwa kebanyakan generasi milenial independen secara politik, serta berani mengambil pilihan ideologi politik yang berbeda dari lingkungan keluarga mereka. Kesimpulannya, generasi milenial memandang bahwa gaya pendekatan kampanye yang dilakukan oleh kedua kandidat tidak natural sehingga kurang disukai. Milenial justru lebih menilai positif jika kandidat berkampanye sesuai dengan karakteristiknya sendiri dan menujukkan kinerjanya.</p> Fakhriy Dinansyah Azelia Faramita Vega Karina Andira Putri ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 15 15 PENGARUH POLITIK IDENTITAS MELALUI MEDIA SOSIAL TERHADAP GENERASI MILENIAL DAN PELAKSANAAN PEMILU https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1077 <p>Eksploitasi politik identitas masih kerap ditemukan melalui media sosial, yang mana hal ini berpengaruh negatif terhadap kondisi sosial masyarakat, termasuk generasi milenial, sehingga pelaksanaan Pemilu 2019 yang aman dan demokratis menjadi tidak terwujud. Politik identitas merupakan salah satu perwujudan keliru dari <em>political marketing activity</em>.Munculnya berbagai kasus kekerasan atau diskriminatif, yang dilatarbelakangi disintegrasi sosial masyarakat akibat politik identitas, telah menjadi “pekerjaan rumah” bagi seluruh pelaksana Pemilu. Tujuan penelitian ini adalah agar akibat dari eksploitasi politik identitas melalui media sosial, seperti sentimen keagamaan, primordialisme, fanatisme, sikap superior, dan lain-lain dapat dicegah/diantisipasi. Kondisi tersebut tentunya menjadi tantangan bagi seluruh pelaksana Pemilu, agar melaksanakan berbagai tindakan sistematis, sehingga pelaksanaan Pemilu 2019 dapat berlangsung aman dan demokratis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis empiris, yakni dengan melakukan berbagai aktivitas ilmiah, seperti menganalisis dan menginterpretasikan kondisi objektif, didukung studi literatur yang relevan, guna memperoleh solusi pemecahan masalah secara tepat. Hasil penelitian ini adalah dapat memberikan usulan terkait dengan upaya penanganan eksploitasi politik identitas melalui media sosial agar disintegrasi sosial di kalangan generasi milenial dapat dicegah. Keberhasilan pelaksana Pemilu dalam menangani politik identitas melalui media sosial akan menghasilkan pelaksanaan Pemilu 2019 yang aman dan demokratis, sehingga mampu menghasilkan wakil-wakil rakyat yang kredibel.</p> Arus Reka Prasetia ##submission.copyrightStatement## 2019-03-14 2019-03-14 1 21 21 TRANSFORMASI MEDIA KAMPANYEDALAM KONSTELASI PILPRES INDONESIA TAHUN 2009-2019 https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1078 <p>Pasca era reformasi, transformasi politik menjadi bagian penting dari hadirnya kontribusi media. Adanya penggunaan media sebagai alat kampanye politik mengalami perubahan dari tahun ketahun.Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perubahan media kampanyedalam konstelasi Pilpres tahun 2009-2019 dan dampak yang ditimbulkan dari adanya transformasi media tersebut. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teori Semiotika <em>Charles Sanders Pierce </em>untuk melihat bagaimana gambaran dari <em>sign</em>, <em>object</em> dan <em>interpre</em><em>tant</em> dalam setiap postingan Capres-Cawapres di <em>f</em><em>acebook. </em>Berdasarkan hasil penelitian, pada Pilpres 2009 Capres-Cawapres memusatkan media massa sebagai alat kampanye politik. Kemudian pada tahun 2014-2019, penggunaan media sebagai alat kampanye politik mulai bergeser dari media massa ke media sosial, khususnya <em>f</em><em>acebook. </em>Dalam <em>f</em><em>anspage f</em><em>acebook</em> milik kandidat Pilpres 2019Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (PAS) terdapat beberapa komentar kontra yangmenimbulkan<em>hatespeech</em> terhadap agama maupun status sosial. Jika fenomena tersebut dikaitkan dengan menggunakan teori Semiotika <em>Charles Sanders Pierce, </em>maka terdapatproses pengolahan pesan dgital yang ditunjukan melalui komentar-komentar yang ada dalam postingan <em>f</em><em>anspage f</em><em>acebook</em>milik PAS. Kemudian, <em>hatespeech</em> yang muncul dalam komentar-komentar tersebut juga dapat dilihat sebagai simbol dari adanya perang kampanye politik yang dilakukan oleh pengguna <em>f</em><em>acebok</em></p> Virgia Aida Handini Widyo Nugroho Oktavia Nur’afifah ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 34 34 LITERASI POLITIK DALAM AKUN FACEBOOK PASANGAN FIKTIF NURHADI-ALDO, STUDI KOMPARASI DENGAN KANDIDAT RESMI DALAM PILPRES 2019 https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1079 <p>Artikel ini merupakan hasil dari penelitian pola marketing politik yang dilakukan oleh pasangan fiktif Nurhadi – Aldo dalam periode 20 Desember 2018 hingga 17 Januari 2019. Pola marketing politik Nurhadi – Aldo adalah anomali dari apa yang dirasakan oleh <em>netizen</em> di Indonesia jelang debat kandidat pertama ajang kontestasi Pilpres 2019. Isu yang dibawa dalam akun <em>Facebook</em> pasangan ini kerap menjadi bahasan hangat ketimbang apa yang dihadirkan pasangan resmi. Fokus penelitian ini adalah bagaimana manajemen isu dari pasangan fiktif Nurhadi-Aldo dalam menjual pilpres versi mereka dengan komparasi dari pasangan resmi. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif melalui studi kasus. Pengumpulandata diperoleh dengan melakukan telaah media, manajemen <em>big data</em>, dan studi pustaka. Teoriyang digunakan adalah teori tindakan sosial dan modelmanajemen isu. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa akun <em>Facebook</em> Nurhadi – Aldo memiliki daya jual dalam mengkomunikasikan isu politik yang dekat dan informal terhadap <em>netizen</em>, hal ini yang tidak dimiliki oleh pasangan resmi di Pilpres 2019</p> Abie Besman Inne Nathalia Alya Kananda ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 46 46 LITERASI INTERNET DAN PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DI PULAU PRAMUKA https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1080 <p>Media baru (internet) menjadi media politik yang dapat menjangkau masyarakat luas, berfungsi sebagai alat pencari informasi politik dan pertukaran pesan/makna. Perkembangan isi berita di media internet yang memiliki kecepatan pemutakhiran data <em>real time</em> terkadang tidak memberi kesempatan khalayak untuk mencerna isi berita dengan baik. Mayoritas &nbsp;pemilih pemula (remaja) merupakan pengguna dan terpapar informasi dari media internet, baik dari situs berita, media sosial serta aplikasi percakapan. Beberapa&nbsp; penelitian menunjukkan perbandingan lintas&nbsp; nasional yang mengarah pada pemberitaan keterlibatan politik dan dampaknya bagi masyarakat (Saldana, McGregor, dan Zuniga, 2015), sedangkan pada penelitian Said (2013) menunjukkan gejala yang rendah antara kemampuan menggunakan media baru dan tingkat partisipasi politik yang diprediksi terjadi pada Pemilu 2014. Latar belakang dan isu-isu apatisme pemilih pemula untuk terlibat aktif dalam Pemilu menjadi dasar penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mengukur bagaimana hubungan tingkat literasi internet dalam memanfaatkan media baru sebagai sumber informasi akan mempengaruhi tingkat partisipasi politik pemilih pemula di Pulau Pramuka dalam kaitannya dengan Pemilihan Umum 2019. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan teknik pengambilan data kuesioner pada 30 responden yang diambil dengan menggunakan teknik sampling acak sederhana dari populasi pemilih di pulau pramuka. Teknik analisis data yang digunakan ada deskriptif kuantitatif dan analisis korelatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara variabel literasi internet pemilih remaja dengan partisipasi politik, namun dengan nilai korelasi yang tidak kuat. Sehingga diprediksi masih banyak variabel dan media komunikasi lain yang memengaruhi keputusan dan partisipasi politik pemilih pemula</p> Nisa Fatmarina Ayu Sekar Rini Martriana PS ##submission.copyrightStatement## 2019-03-14 2019-03-14 1 57 57 MORAL PANIC DI ERA PASCA KEBENARAN (Amplifikasi Moral Panic Terkait Diksi Sontoloyo, Genderuwo dan Tabok Penyebar Hoaks Dalam Strategi Pemenangan Pilpres 2019) https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1081 <p>Pemilihan kepala pemerintahan negara telah menjadi ajang perebutan kekuasaan. Jelang Pilpres 2019 di Indonesia, adu gagasan dan terobosan program kerja yang berorientasi kepada kesejahteraan rakyat, nampaknya menjadi kelangkaan. Pertarungan kuasa hanya melahirkan polarisasi khalayak, yaitu kubu Joko Widodo – Ma’ruf Amin versus kubu Prabowo – Sandiaga Uno. Opini publik digiring hingga waktu penentuan pilihan di bilik pencoblosan. “Pesta Demokrasi” kini kehilangan makna kemeriahan, menjadi keriuhan sesaat bahkan sekadar asal gaduh saja. Ada upaya menelanjangi latar belakang yang tidak relevan salah satu pasangan calon (paslon). Lantas kegaduhan menyebar melalui saluran-saluran media massa kian masif dan personal. <em>Moral panic</em> terjadi ketika terdapat keadaan yang dianggap ancaman (perilaku menyimpang) bagi sebuah nilai atau kepentingan masyarakat, yang hadir dan viral di media massa. Kajian difokuskan pada diksi dari petahana Joko Widodo yaitu <em>“politikus sontoloyo, politik genderuwo, </em>serta<em> tabok penyebar hoaks”</em>. Sebuah aksi reaksi atas sikap politik kubu penantang yang diduga menggunakan strategi semburan kebohongan <em>(firehose of falsehood). </em>Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif serta penggalian data dan literatur, kajian ini membedah bagaimana amplifikasi <em>moral panic</em> oleh media di era pasca-kebenaran <em>(post-truth) </em>yang ditunjukkan dalam ujaran dan diksi oleh kontestan pilpres. Dalam diskusi ditemukan bahwa kebenaran data tidak lagi didasarkan atas pertimbangan obyektif, empirik dan ilmiah, namun lebih pada preferensi emosi dan media mengambil peran sebagai instrumen amplifikasinya.</p> <p>&nbsp;</p> Yudhi Mahatma ##submission.copyrightStatement## 2019-03-14 2019-03-14 1 68 68 RETHINKING ONLINE MEDIA ACTIVISM:POLITICAL PARTICIPATION OF URBAN YOUNG ADULTS IN INDONESIA https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1082 <p>Studi ini mengidentifikasi pengembangan aspirasi generasi muda di lingkungan perkotaan di Indonesia terkait partisipasi politik. Penetrasi internet yang tumbuh pesat di Indonesia menghilangkan jarak antar masyarakat, dan karenanya, orang-orang dari lingkungan perkotaan dan pedesaan dapat saling terhubung. Mereka terlibat setiap hari melalui ponsel. Keterlibatan sarana daring memungkinkan kesempatan bagi tiap orang untuk bertukar ide, lalu untuk memutuskan untuk berkolaborasi. Kondisi ini membuat seseorang berubah cara pandang, yakni bagaimana memaknai sebuah negara, pemimpin, lingkungan, dan kemampuan mereka untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. Di antara semua rentang usia, generasi muda lah yang paling cepat mengadopsi perubahan, termasuk dengan adanya teknologi dan internet. Untuk itu, dalam penelitian ini, beberapa rumusan masalah diajukan, seperti: seperti apa demografi dan sebaran generasi muda di Indonesia yang berpartisipasi politik, serta bagaimana generasi muda di Indonesia menggunakan media daring dalam partisipasi politik.Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Data akan dikumpulkan melalui survei daring. Survei ini bertujuan informasi dasar seperti informasi pribadi peserta, jenis lingkungan online mereka dengan mudah dan sering diakses untuk melakukan partisipasi politik, bentuk partisipasi politik yang mereka lakukan, dan sebagainya. Generasi muda yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah berusia 17-25 tahun. Dengan populasi tersebut, metode quota sampling dipilih sehingga diharapkan minimal 900 respon akan didapatkan. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, sejumlah hasil diharapkan. Pertama, dapat mengetahui kelompok usia yang dianggap sebagai generasi muda, terutama dewasa muda, yang aktif melakukan partisipasi politik melalui media daring di Indonesia. Kedua, ragam kegiatan mereka dalam berpartisipasi politik. Tiga, harapan dan motivasi mereka dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan partisipasi politik. Keempat, menyebutkan lingkungan daring mereka dengan mudah dan sering diakses untuk melakukan kegiatan partisipasi politik, dan penjelasan yang relevan.</p> Isma Adila ##submission.copyrightStatement## 2019-03-14 2019-03-14 1 82 82 KAUM MUDA DAN AKTIVISME POLITIK DARING DI INDONESIA https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1083 <p>Relasi media dan demokrasi makin tampak di era internet melalui beragam konten yang dapat diunggah langsung oleh pengguna. Dalam konteks pengguna, Indonesia sebagai negara padat penduduk mengalami peningkatan signifikan hingga muncul aktivisme daring. Jika ditilik dari payung besar aktivisme daring bernama Digital Nation Movement (Dinamo), sampai pada Januari 2019 ini, tidak semua komunitas yang berada di bawahnya mengalami perkembangan. Dari pengamatan berbasis daring, Dinamo yang menjadi payung pun mengalami kemandegan. Hal ini menunjukkan adanya dinamika dalam lanskap aktivisme daring di Indonesia<em>. </em>Salah satu gerakan yang masih aktif hingga saat ini dengan basis anak muda adalah Pamflet, organisasi nirlaba yang memiliki fokus pada pergerakan anak muda dengan mendorong munculnya inisiatif bagi perubahan di bidang sosial dan budaya. Pamflet menjadi salah satu aktivisme daring yang aktif dan terafiliasi dengan Dinamo dengan membawa isu Hak Asasi Manusia. Padahal, posisi kaum muda dalam aktivisme mengalami posisi yang cukup rentan terlebih asumsi apatisme akan isu politik. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan gerakan kaum muda melalui metode studi kasus yang bersifat kualitatif. Simpulan dalam tulisan ini menunjukkan praktik aktivisme politik daring dan luring yang ditargetkan pada kaum muda mengoptimalkan media sosial daring dan strategi konten yang serupa dengan taktik <em>content provider </em>favorit anak muda dengan video 1 menit.</p> Lidwina Mutia Sadasri ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 93 93 MODEL COMPLIANCE GAINING DALAM KOMUNIKASI PILPRES 2019 BAGI MILENIAL DI MEDIA SOSIAL https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1084 <p>Di era digital, Pemilihan Presiden (Pilpres) bukan lagi sekedar kontestasi gagasan politik dan retorika, melainkan mengenai strategi penyebaran konten-konten politik di berbagai media, terutama media sosial yang dianggap lebih efektif dan efisien. Pada konteks Pilpres 2019, media sosial menjadi salah satu media yang digunakan oleh kandidat Capres-Cawapres terpilih 2019 sebagai ajang menarik simpati partisipasi politik kaum milenial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Capres-Cawapres peserta Pilpres 2019 selaku komunikator dalam mendapatkan kepatuhan milenial melalui konten-konten politik di media sosial. Metode penelitian ini berangkat dari fenomena dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan teori <em>Compliance Gaining Marwell</em>&amp;<em>Scmitt.</em> Teori <em>Compliance Gaining</em> memusatkan strategi persuasi agar individu mematuhi keinginan komunikator. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa melalui media sosial, Capres-Cawapres menyebarkan konten-konten politik dengan menggunakan media sosial seperti <em>Facebook </em>dan<em> Instagram</em>. Dari ke dua media sosial tersebut, Capres-Cawapres melakukan pendekatan dengan menggunakan taktik <em>rewarding, punishing, expertise, impersonal commitments</em>, <em>dan personal commitments.</em>Taktik tersebut dianggap berhasil dalam memperoleh kepatuhan pastisipasi politik kaum milenial.</p> <p>&nbsp;</p> Virgia Aida Handini Wahyuni Choiriyati Pranoto Mufti Ali ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 103 103 KREATIVITAS DIGITAL DALAM POLITICAL MARKETING https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1085 <p><em>Political Marketing</em> merupakan rangkaian aktivitas terencana, strategis tapi juga taktis jangka panjang dan jangka pendek,untuk menyebarkan makna politik kepada para pemilih. Menjelang PemiluApril 2019 partai politik dan calon legislatif melakukan kampanye politik melalui media digital.Media sosial, <em>website</em>, dan aplikasi merupakan jenis media digital yang digunakan oleh partai sebagai kampanye politiknya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas digital dalam <em>political marketing</em> di pemilihan umum 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan observasi pada media digital partai politik dan caleg serta wawancara dengan partai politik. Hasil penelitiannya adalah dalam kampanye, yang menjadi <em>product</em> adalah <em>platform</em> partai, <em>price </em>dalam penggunaan media digital lebih murah dibandingkan dengan kegiatan politik secara <em>offline</em>. Kreativitas digital dibutuhkan dalam mempromosikan partai politik dan calegnya ditentukan oleh <em>place,segmentation</em> dan <em>positioning</em>nya. Bentuk kreatif digitalnya adalah video, grafis humor politik, komik politik, teks serta konten kreatif lainnya.Kreativitas digital merupakan elemen penting dalam <em>political marketing</em> untuk meraih calon pemilih yang tidak bisa terlepas dari teknologi komunikasi. Dalam menentukan kreativitas, tutur digital disesuaikan dengan format masing-masing bentuk media sosial dan target calon pemilih. Pengunaan tutur digital dalam bentuk dialog maupun teks menjadi pesan yang bermakna dalam pemasaran politik untuk memperebutkan calon pemilih khususnya pada pemilu 2019 mendatang.</p> Woro Harkandi Kencana Meisyanti Meisyanti ##submission.copyrightStatement## 2019-03-14 2019-03-14 1 115 115 STRATEGI KOMUNIKASI VISUAL ONLINE AKUN INSTAGRAM @RINDUJABARJUARA PADA PILKADA JAWA BARAT 2018 https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1088 <p>Instagram merupakan media sosial yang populer diakses oleh masyarakat Indonesia.Tidak mengherankan jika kini Instagram digunakan oleh aktor atau partai politik dalam berbagai pemilihan umum, seperti pemilihan kepala daerah (Pilkada).Pada tahun 2018 lalu, Pilkada Gubernur Jawa Barat menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian di mana terdapat empat pasangan yang berkontestasi.Penelitian ini, kemudian, ingin mengetahui strategi komunikasi visual online yang digunakan di Instagram untuk membangun kepercayaan calon pemilih. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan objek penelitian konten pada akun Instagram resmi dari pasangan peserta nomor urut satu, Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum, yakni @rindujabarjuara, yang kemudian menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. Ridwan Kamil sebelumnya merupakan walikota Bandung yang melek dengan penggunaan media sosial sebagai alat pencitraan personal.Jika pada akun pribadinya Ridwan Kamil identik dengan citra pemimpin yang dekat dengan anak muda, maka peneliti ingin melihat strategi citra yang ingin dibangun ketika menjadi calon gubernur Jawa Barat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 6 (enam) variabel komunikasi visual online, yakni perspektif, penyiaran, mobilisasi, manajemen citra, hibriditas, dan interaktivitas. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa akun @rindujabarjuara pada masa awal kampanyenya, lebih banyak menggunakan variabel manajemen citra dimana citra yang dibangun justru lebih mengarah kepada kedekatan dengan masyarakat kelas bawah seperti petani dan pedagang.</p> M Rizky Kertanegara ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 130 130 THE POWER OF EMAK-EMAK MELAWAN HOAKS POTENSI PERLAWANAN HOAKS MELALUI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1089 <p>Literasi digital menjadi salah satu solusi untuk melawan kecepatan disinformasi dan misinformasi yang tersebar melalui internet. Namun, bagaimana sebuah mekanisme Pendidikan tersebut dapat melawan deras dan cepatnya serbuan disinformasi dan misinformasi? Paparan ini menyajikan studi kasus mengenai pemahaman dan rasionalitas perempuan pada penggunaan internet dan penyebaran hoaks, serta melihat potensi kuasa (<em>power</em>) perempuan sebagai agen perubahan (<em>agent of change</em>) dalam menyebarkan virus anti hoaks dan mengklaim kembali manfaat positif internet bagi mereka sendiri, anak-anaknya, keluarganya, dan juga komunitas di sekitar mereka.&nbsp; Studi dilakukan bersama perempuan kelas menengah bawah di tiga wilayah sub-urban Indonesia, dengan usia 35-50 tahun, dan pengguna internet aktif. Studi menemukan pengetahuan dan kemampuan perempuan dalam penggunaan internet sangat terbatas pada media sosial seperti <em>facebook</em> dan <em>whatsapp</em>, tanpa pengetahuan mengenai peramban atau <em>browser</em> serta kredibilitas pembuat berita. Keterbatasan pengetahuan ini menjadikan pengecekan fakta tidak pernah dilakukan. Penggunaan internet oleh perempuan sebagai generasi <em>digital immigrant</em> bergantung pada generasi <em>digital native</em> dalam mengoperasikan internet. Namun, studi ini juga menemukan bagaimana perempuan yang menjalankan berbagai peran sentral dalam ranah publik dan domestik secara simultan memiliki potensi kuasa (<em>power</em>) dalam menularkan virus anti hoaks secara cepat; serta dalam menjalankan peran <em>gatekeeper</em> dalam menangkis hoaks bagi keluarga dan sistem sosialnya</p> Citra Indah Lestari Dwi Ajeng Widarini ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 141 141 PERENCANAAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT WEBTYASIA INDONESIA DALAM MENINGKATKAN BRAND AWARENESS MELALUI ACARA WEBTYASIA AWARDS https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1090 <p>Kehadiran <em>Youtube </em>sebagai media sosial yang paling sering dikunjungi memunculkan fenomena <em>content creator </em>atau <em>youtuber </em>yang memiliki konten menarik, kreatif dan inovatif di <em>channel Youtube </em>yang mereka buat. Fenomena inilah yang menjadi latar belakang lahirnya perusahaan <em>Multi Channel Network (MCN) </em>sebagai perusahaan yang membantu para <em>content creator </em>dalam hal membuat konten, membantu <em>copyrights, </em>dan lain sebagainya. Salah satu perusahaan MCN tebesar di Asia adalah WebTVAsia, yang juga hadir di Indonesia. Sebagai perusahaan MCN yang baru di Indonesia, WebTVAsia Indonesia perlu meningkatkan <em>brand awareness </em>masyarakat. <em>Brand Awareness </em>dapat diperoleh dari perencanaan strategi <em>Public Relations </em>yang baik dalam program ataupun acara yang akan dibuat. Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui perencanaan strategi <em>Public Relations </em>yang digunakan oleh PT. WebTVAsia Indonesia melalui acara WebTVAsia Awards dalam meningkatkan <em>brand awareness </em>masyarakat terhadap perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai narasumber yang berhubungan langsung dengan obyek penelitian. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah WebTVAsia Indonesia sebagai perusahaan MCN menjalankan perencanaan strategi <em>public realtions </em>dengan baik dalam acara WebTVAsia Awards. Sehingga perencaan yang baik tersebut meningkatkan <em>brand awareness </em>bagi perusahaan. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam bisnis perusahaan MCN sistem bisnis kolaborasi dengan perusahaan lain merupakan hal yang tengah di prioritaskan dibandingkan dengan persaingan sengit.</p> Nadya Aufa Paramitha Sarah v Melisa Arisanty, S.I.Kom., M.Si ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 PERAN HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PERGURUAN TINGGI DI ERA DISRUPSI (STUDI KASUS HUMAS UNIVERSITAS PERTAMINA) https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1092 <p>Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi membawa pengaruh yang sangat besar di berbagai bidang kehidupan termasuk pendidikan tinggi. Bagi perguruan tinggi, teknologi tidak hanya dapat memfasilitasi pembelajaran namun juga dapat menjadi media informasi bagi publik. Di era disrupsi seperti sekarang ini, kemajuan teknologi membawa pengaruh yang besar bagi penyebarluasan informasi. Publik bisa mendapatkan informasi dengan mudah mengenai berbagai hal termasuk kegiatan yang dilakukan oleh perguruan tinggi. Sebagai garda terdepan di intitusi atau perusahaan, humas dianggap perlu untuk meningkatkan kreatifitas dan inovasi untuk memberikan informasi kepada publik. Selain memberikan informasi yang layak dan juga terpercaya, humas perguruan tinggi di era disrupsi harus menjalin dan membina hubungan dengan para stakeholders baik itu industri maupun media. Hal tersebut dilakukan agar perguruan tinggi menjadi institusi yang tidak hanya menjadi wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa namun juga memiliki peran untuk mengembangkan hubungan dengan <em>stakeholders</em> yang akan berdampak pada peningkatan citra perguruan tinggi. Menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk melihat strategi Humas Universitas Pertamina sebagai perguruan tinggi yang baru berusia kurang dari 3 (tiga) tahun di era disrupsi.</p> Ita Musfirowati Hanika Pristia Trisnu Anjani ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 164 164 MENGEMBALIKAN CITRA PERADILAN MELALUI E-COURT https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1093 <p>Pada lima tahun terakhir banyak aparat peradilan yang bersinggungan dengan permasalahan hukum. Ironis, para aparat peradilan yang seharusnya menegakkan hukum justru mempermainkan hukum. Sebagian besar permasalahannya adalah menerima suap/gratifikasi yang terkait dengan penyelesaian perkara. Maka, tidak heran apabila masyarakat, khususnya generasi muda antipasti dengan proses hukum di Indonesia.&nbsp; Mahkamah Agung, sebagai Lembaga Negara tertinggi di bidang Hukum mengambil langkah strategis untuk pencegahannya. Selain menindak para oknum, Mahkamah Agung membuat sebuah system baru dalam penyelesaian perkara di pengadilan. Berbasis teknologi informasi, Mahkamah Agung meluncurkan layanan E-Court pada Juni 2018. Hal ini dilakukan untuk kembali memperbaiki citra peradilan di masyarakat. Hal ini juga sebagai langkah Mahkamah Agung dalam mendekatkan diri dengan generasi milenal. Tidak hanya tentang pengetahuan hukum saja namun yang lebih penting adalah penerapannya dimana Mahkamah Agung memiliki asas cepat, sederhana, dan berbiaya ringan. Disinilah peran Humas Mahkamah Agung untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat demi menarik kembali kepercayaan public sehingga proses peradilan dapat berjalan sesuai visi mis Mahkamah Agung yaitu membangun peradilan yang agung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Adapun teori yang digunakan adalah teori tentang Citra, Kepercayaan Publik, dan E-Government.</p> Ifah Atur Kurniati ##submission.copyrightStatement## 2019-03-14 2019-03-14 1 KAMPANYE ANTIKORUPSI MELALUI MEDIA SOSIAL https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1094 <p>Universitas Paramadina telah 10 tahun menyelenggarakan matakuliah Antikorupsi sebagai matakuliah wajib sejak tahun 2008, dengan muatan 3 SKS (Satuan Kredit Semester).Matakuliah ini merupakan implementasi dari salah satu pilar yang harus dimiliki oleh alumni Paramadina, yaitu <em>ethics</em> (moral), selain <em>leadership </em>dan <em>enterpreneurship</em>.Matakuliah antikorupsi, merupakan kepedulian Universitas Paramadina sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertanggungjawab menghasilkan generasi penerus yang antikorupsi.Meskipun tidak menjamin mahasiswa melakukan tindak korupsi di kemudian hari, tetapi melalui pendidikan antikorupsi, mahasiswa mampu menyadari, dan memahami perilaku yang menjurus ke korupsi dan akibatnya.Sehingga mahasiswa memiliki pilihan, dan pertimbangan untuk tidak melakukan tindak korupsi.Salah satu metode pembelajaran yang digunakan dalam matakuliah antikorupsi adalah kampanye antikorupsi melalui media sosial. Metode ini berusaha mengakomodir kesukaan mahasiswa akan media digital, dan mengapresiasi kreativitas mahasiswa dalam menterjemahkan konsep antikorupsi melalui perspektif anak muda. Di sisi lain, Universitas Paramadina terbantu untuk mempromosikan matakuliah antikorupsi, yang merupakan salah satu matakuliah unggulan. Penulisan makalah ini, menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.Peneliti ingin menggambarkan pembelajaran mahasiswa dengan menggunakan metode kampanye antikorupsi berbentuk twibbon, poster, cerita pendek (video), dan <em>interactive game</em>, yang diunggah melalui media sosial instagram dan facebook. 5 tahapan kampanye yang digunakan untuk menganalisis kampanye antikorupsi, menggunakan <em>strategy</em>, <em>tactics</em>, <em>timescales</em>, <em>evaluations</em>, dan <em>review</em>, menunjukkan bahwa metode kampanye antikorupsi melalui media sosial direspon dengan baik oleh mahasiswa yang melaksanakan kampanye dan anak muda yang menyaksikan kampanye</p> Kurniawaty Yusuf ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 186 186 INOVASI MODEL MITIGASI BENCANA NON STRUKTURAL BERBASIS KOMUNIKASI, INFORMASI, KOORDINASI DAN KERJASAMA https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1095 <p>Penelitian ini mengusulkan bagaimana ilmu komunikasi diterapkan pada Mitigasi Bencana. Terutama, berdasarkan bagaimana Komunitas dan Komunikasi Bersinergi untuk Membuat Mitigasi Bencana Menengah, khususnya dalam Menyelesaikan Masalah Kesehatan setelah Bencana. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi proyek percontohan untuk BNBP Indonesia dan Dinas Kesehatan, dalam menentukan sikap pemerintah untuk langkah-langkah selanjutnya dalam melindungi orang-orang yang berada di wilayah Rawan terhadap bencana alam di Indonesia. Untuk mencapai tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan. Jenis Tindakan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan partisipatif. Hasil unit unit pemetaan daerah yang terkena dampak akan menghasilkan tingkat prioritas manajemen pasca bencana Letusan Gunung Agung. Rencana aksi untuk mitigasi bencana akan dibahas dalam media komunikasi yang dibentuk secara organik, baik berdasarkan teknologi komunikasi atau media komunitas lokal, seperti Pasebaya. Program Penyelesaian Kesehatan ini mengacu pada Kerangka Utama Pencegahan Bencana SDG di Lempeng Asia Pasifik. BNPB Nasional juga berupaya untuk menerapkan Kerangka Sendai 2015-2030 tentang Mitigasi Bencana di Asia, khususnya Indonesia yang memiliki Resiko Bencana Tinggi di Asia Tenggara. Negara-negara Mengingat pentingnya program ini, semua daerah rawan bencana di Indonesia harus menerapkan program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat.</p> Dian Tamitiadin Wayan Weda Asmara Dewi Isma Adila ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 204 204 HANDLING COMPLAIN: MEREDAM ISU DI RUANG VIRTUAL https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1096 <p>Teknologi menyebabkan setiap orang bisa menyampaikan aspirasinya secara langsung dan mudah. Hal ini juga dialami oleh Universitas Dian Nuswantoro, dimana mahasiswa bisa menyampaikan keluhan-keluhannya di ruang virtual seperti sistem akademik internal dan media sosial. Oleh karena itu, sebagai perguruan tinggi harus mampu <em>handling complain</em> agar informasi yang beredar dapat dibentengi sebelum menjadi opini negatif. Salah satu bentuk isu dalam perguruan tinggi adalah dengan adanya pengaduan online. Mahasiswa dapat menyampaikan kritik dan saran secara langsung seperti kolom Aspirasiku dan Twitter Udinus. Pengaduan secara online ini seringkali terdapat <em>delay response</em>. Maka bagaimanakah optimalisasi penggunaan media sosial dalam mengelola isu agar citra Universitas tetap menjadi baik dimata mahasiswa maupun masyarakat? Penelitian ini menunjukkan bahwa <em>Public Relations</em> berkoordinasi dengan pihak pengelola <em>content</em> media sosial untuk mengidentifikasi, mengisolasi, menganalisis, bereaksi, dan memberikan pengawasan evaluatif pada isu-isu yang muncul. Strategi <em>handling complain</em>di ruang aspirasi virtual ini ditinjau dengan menggunakan konsep manajemen isu<em>,</em> dimana menempatkan mahasiswa sebagai stakeholder internal. Berdasarkan interaktivitas yang ada di ruang virtual memungkinkan untuk diberi respon secara langsung dan tidak langsung dari Universitas kepada mahasiswa agar tercipta secara berkelanjutan dan jangka panjang serta terekam dalam jejak digital.</p> Devi Purnamasari Heni Indrayan Candra Yudha Satriya ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 215 215 ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAMPRAKTIK PELAYANAN PUBLIKDI PEMERINTAHAN DESA https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1097 <p>Penelitian&nbsp;ini&nbsp;memfokuskan kajian pada inovasi dan penggunaan teknologi komunikasi dalam mendukung peningkatan akses pelayanan publik yang berjalan di organisasi Desa Cangkudu. Tujuan penelitian : (1) menganalisa tahapan inovasi yang berjalan dalam komunikasi organisasi pemerintahan desa (2) menggambarkan dampak teknologi komunikasi terhadap akses pelayanan publik (3) menggambarkan persepsi masyarakat mengenai inovasi yang dilakukan pemerintah desa. Penelitian menggunakan&nbsp;pendekatan&nbsp;kualitatif dengan pengumpulan data melalui&nbsp;proses observasi, dokumentasi, dan <em>indepth interview</em>.&nbsp;Analisa data dengan menggunakan triangulasi. Temuan penelitian : tahapan pelaksanaan inovasi pelayanan publik di Desa Cangkudu yakni (a) pengembangan gagasan atau ide transformasi dari kepala desa, (b) peningkatan kapasitas perangkat desa dari aspek <em>mindset</em> dan perilaku, (c) pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, (d) pembiasaan (habituasi) dan pendisiplinan kinerja perangkat desa, (e) pembiasaan (habituasi) warga desa, (f) evaluasi dan penyusunan inovasi baru oleh kepala desa. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan publik di desa memberikan kemudahan akses pelayanan administrasi kependudukan bagi warga desa.Dengan inovasi ini Pemerintah Desa mampu meningkatkan kecepatan pelayanan. Persepsi warga terkait dengan inovasi TIK pada umumnya positif, meskipun pada masa-masa awal diterapkannya inovasi pelayanan publik sebagian warga menolak dan menyatakan keberatan. Alasan keberatan karena merasa kesulitan dalam mengikuti penerapan sistem pelayanan publik yang baru oleh Pemerintah Desa</p> Tri Adi Sumbogo Gayes Mahestu Mariani Dewi ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 227 227 STRATEGI KOMUNIKASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI - KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT JIWA LAUT) https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1098 <p>Komunitas pesisir, terutama mereka yang berprofesi sebagai nelayan dan petani, masih diperumit dengan masalah kemiskinan dan keterbelakangan. Hal ini terkait dengan aspek ekologis, sosial, dan ekonomi masyarakat pesisir, sehingga masyarakat pesisir masih tertinggal. Pemberdayaan masyarakat adalah program pembangunan yang berorientasi masyarakat. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dirancang dan disiapkan berdasarkan inisiatif dan partisipasi masyarakat dengan melihat orientasi kebutuhan, potensi, dan kemampuan masyarakat setempat, tetapi tetap dengan memperhatikan variasi dan perbedaan yang ada dalam masyarakat.Penelitian ini berlokasi di Pantai Watu Kodok, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Jiwa Laut, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai objek penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi program pemberdayaan masyarakat, bagaimana komunikasi untuk pemberdayaan dalam proses pemberdayaan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan kendala ketika menjalankan program pemberdayaan masyarakat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberdayaan komunikasi, strategi komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat dan analisis SWOT untuk mengetahui bagaimana menerapkan strategi komunikasi pemberdayaan di setiap program. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi langsung dan dokumentasi objek penelitian.Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Jiwa Laut adalah sebuah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang berfokus pada banyak hal dalam memberdayakan lingkungan pantai Watu Kodok dan sekitarnya. Dalam pemberdayaan, Jiwa Laut memposisikan dirinya sebagai bagian dari komunitas, di mana masyarakat lokal secara khusus terlibat dalam mengimplementasikan keduanya secara independen dalam masalah dana. Peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada strategi komunikasi spesifik saat menjalankan program pemberdayaan masyarakat. Jiwa Laut termasuk dalam organisasi non-pemerintah yang partisipatif dan memberdayakan karena melibatkan masyarakat secara langsung dalam kegiatan pemberdayaan dengan proses untuk mengembangkan, memberdayakan, memfasilitasi masyarakat untuk mandiri dan dididik untuk dapat mempertahankan dan memaksimalkan sumber daya alam di sekitar mereka. Semua tindakan dan strategi yang dilakukan oleh Jiwa Laut dalam proses merawat, melestarikan lingkungan sambil memberdayakan masyarakat didasarkan pada seruan mereka sebagai manusia untuk selalu bermanfaat bagi alam dan masyarakat di sekitar mereka.</p> Muhammad Agriawan Ansali Mutia Dewi ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 STRATEGI KOMUNIKASI PESUASIF LOKASI ZIARAH SENDANGSONO DI TENGAH ISU INTOLERANSI BERAGAMA DI JOGJAKARTA https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1099 <p>Di tengah era hoax dan kabar kebenceian menyeruak di sela-sela kehidupan masyarakat, ada lokasi wisata sejarah rohani Katolik yakni&nbsp; Sendangsono yang terus bertahan dan tetap eksis sebagai lokasi ziarah tertua di tanah air.Berada di balik perbukitan Menoreh, Gua Maria Sendangsono terletak di kawasan yang sangat asri dan menyatu dengan alam. Aliran sungai yang membelah tempat peziarahan serta pohon-pohon besar yang menaunginya menjadikan tempat ini sangat sejuk dan segar. Sebuah pohon sono atau angsana besar tumbuh dengan kokoh menaungi tempat ini.Akarnya mencengkeram tanah dengan kuat dan menjadi sumber mata air <em>sendang.</em> Dulunya,tempat ini menjadi peristirahatan dan persinggahan para Bikhu yang berjalan kaki dari Borobudur menuju Boro, begitu pula sebaliknya. Lantas pada tahun 1904, Pastor Van Lith datang ke tempat ini dan mengadakan pembabtisan bagi warga Kalibawang. Tempat ini pun akhirnya dikembangkan menjadi tempat peziarahan umat Katholik dan dikenal dengan nama Sendangsono.Makalah ini mengangkat topik strategi komunikasi persuasive&nbsp; Sendangsono dalam menjaga eksistensinya di tengah warga Jogjakarta yang beragam agama dan keyakinannya. Didekati dengan pendekatan kualitatif menggunakan studi kasus, ditemukan hasil bahwa meski tidak banyak melakukan promsi besar-besaran, minat para pengunjung ke lokasi ziarah ini karena&nbsp; citra Sendangsono justru muncul lewat strategi&nbsp; Mouth to Mouth, lewat social media seperti Group whatsapp dan jaringan media online di paroki-paroki. Sementara di lokasi ziarah, pengelola melakuukan sejumlah strategi komunikasi persuasive lewat pendekatan personal dengan kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda agama, khususnya para tokoh dan pemuka agama setempat. Strategi promosi dilakukan baik lewat pull strategi juga push strategi, meskipun tidak secara&nbsp; formal.</p> Indiwan Seto Wahjuwibowo M.V. Santi Hendrawati Johanes Langgar Billy ##submission.copyrightStatement## 2019-03-14 2019-03-14 1 251 251 IDENTITAS VIRTUAL DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN MELALUI AKUN @udinus_smg https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1100 <p>Media sosial hadir menjadi salah satu alat yang digunakan sebagai ruang berbagi, salah satunya adalah Instagram yang memiliki jumlah pengguna tertinggi di Indonesia. Institusi Pendidikan kini telah menggunakan beberapa media sosial sebagai sarana informasi dengan tujuan publikasi hingga memunculkan keterikatan emosi. Udinus merupakan salah satu Universitas swasta no 3 di Indonesia yang menggunakan Instagram sebagai media informasi dan promosi. Visi Udinus untuk menjadi universitas pilihan nomor satu di bidang edukasi dan nstagrameship. Hingga saat ini, nstagram udinus dengan nama akun @Udinus_smg telah memposting 936 post dan memiliki jumlah <em>follower</em> hingga 14,6 ribu orang. Penelitian ini mengkaji mengenai identitas virtual yang ditampilkan melalui unggahan selama satu tahun (2018).Metode yang digunakan adalah metode analisis isi kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas virtual akun @udinus_smg dioptimalkan melalui strategi<em> symbolic concept positioning</em> sesuai visi Udinus dan unsur informasi menjadi nilai terbesar dalm berbagai konten yang dibagikan atau diunggah.</p> Mutia Rahmi Pratiwi Amida Yusriana Swita Amallia Hapsari ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 256 256 STRATEGI PERSONAL BRANDING PENYANYI TULUS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1101 <p>Persaingan industri musik di Indonesia secara langsung membuat para penyanyi harus memiliki ciri atau keunikan tersendiri untuk dapat bersaing dengan penyanyi lainnya. Dalam membangun keunikan tersebut, dibutuhkan <em>personal branding</em> untuk dapat mempertahankan eksistensinya.&nbsp; Salah satu penyanyi Indonesia, yaitu Tulus memiliki strategi <em>personal branding</em> yang telah menghantarkannya selama kurun waktu 7 tahun ini, mendapatkan 50 penghargaan dalam dunia musik, dengan merilis 3 album musik buatannya sendiri, dan menjadi musisi Indonesia pertama yang berhasil meraih 1 juta pelanggan di layanan <em>digital streaming</em>, Spotify ( Situs tulus, 2019).</p> <p>&nbsp;Pada latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi <em>personal branding</em> Tulus dalam mempertahankan eksistensi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori <em>personal branding</em> menurut (Montoya dan Vandehey, 2009), yaitu dengan menggunakan&nbsp; 3 hal utama dalam <em>personal branding</em> (<em>you, promise</em>, dan <em>relationship</em>) serta 3 elemen kunci dalam personal branding (<em>clarity</em>, <em>specialization</em>, dan <em>consistency</em>) (Montoya dan Vandehey, 2009).</p> <p>&nbsp;Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan pendekatan metodologi kualitatif, yaitu melakukan wawancara mendalam kepada informan yaitu perwakilan dari TulusCompany dan beberapa penggemar Tulus, yang disebut dengan TemanTulus dan melakukan observasi pada konser Monokrom Tulus. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa strategi <em>personal branding</em> yang dikomunikasikan oleh Tulus, yaitu berupa karya-karya Tulus yang menjadi inspirasi bagi para penggemar dan penikmat karya-karya Tulus, berhasil mempertahankan eksistensi Tulus dalam industri musik Indonesia.</p> Lamria Raya Fitriyani ##submission.copyrightStatement## 2019-03-14 2019-03-14 1 271 271 MEME: GAYA KOMUNIKASI BARU DALAM INTERAKSI DIGITAL https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1102 <p>Meme atau <em>memetics </em>merupakan suatu fenomena bentuk komunikasi baru di internet, khususnya kalangan <em>milenials</em> yang mendominasi penggunaan internet di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan keunikannya, bentuknya yang satire dan dibutuhkan kemampuan kognisi khusus untuk dapat memahami maknanya. Di sosial media meme sering digunakan untuk mengungkapkan suatu ekspresi dengan cara yang baru dan berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji <em>perceived effectiveness </em>(PE)MEME pada <em>milenials.</em> Beberapa penelitian terdahulu menguji PE untuk memprediksi intensi dan perilaku konsumen terhadap suatu pesan iklan. Menggunakan pendekatan kuantitatif melalui <em>online </em>survei kepada 100 responden mahasiswa, penelitian ini akan fokus untuk memprediksi perilaku <em>milenials</em> pada MEME menggunakan stimuli meme yang terkait dengan calon presiden dan wakil presiden Indonesia tahun 2019. Mahasiswa dipilih sebagai representasi paling ideal dari generasi milenial baik berdasarkan usia, maupun perilaku digitalnya. Data yang terkumpul selanjutnya diolah menggunakan software SPSS dengan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran dan mengidentifikasi PE pada meme menurut sudut pandang milenials. Hasil penelitian ini akan dideskripsikan dalam sebuah infografis agar dapat memberikan kontribusi yang lebih praktis bagi para akademis maupun praktisi dalam ranah ilmu komunikasi pemasaran dan media baru.</p> Sri Rahayu Dwiana Zahara Herman Adimda Zasya Sastra ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 258 258 MOCK UP DIGITAL STORYTELLINGUNTUK HISTORIKAL MONUMEN TUGU MUDA SEMARANG SEBAGAI MEDIA EDUKASI https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1103 <p>Monumen Tugu Muda merupakan salah satu cagar budaya yang menjadi ikon kota Semarang. Bangunan tersebut memiliki kandungan yang kental sekali akan sejarah. Pertempuran Lima Hari di Semarang menjadi saksi bisu awal mula dibangunnya monumen tersebut. Seiring berjalannya waktu, menanamkan semangat juang para pahlawan yang gugur terkendala dengan salah satunya yakni media populer yang mulai tumbuh dan berkembang dimana tidak bisa dikendalikan konten isi atau muatannya. Menumbuhkan semangat juang anak merupakan salah satu tujuan penelitian yang menarik untuk diangkat. Semua itu dapat diwujudkan dengan membuat media yang mampu merengkuh aspek stimulus kognitif, psikomotorik dan sosial. Penelitian ini menawarkan solusi membudayakan lokal konten dalam wujud inovasi teknologi berbasis<em> digital storytelling</em> dalam membangun pengalaman interaksi dengan muara dapat menumbuhkan semangat juang anak sebagai bentuk penghargaan terhadap pahlawan terdahulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan menggunakan teori RWD (Ruang Waktu Datar). Luaran yang dicapai pada penelitian ini berupa mock up desain<em>digital storytelling</em> mengenai historikal Monumen Tugu Muda Semarang dan nantinya juga bisa menjadi rujukan atau masukan bagi Dinas Pendidikan Kota Semarang dalam mengembangkan media pendidikan.</p> Dzuha Hening Yanuarsari Toto Haryadi ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 296 296 PARTICIPATORY CULTURE: ANEKDOT DAN MEME DALAM FENOMENA #CRAZYRICHSURABAYANDI MEDIA SOSIAL https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1104 <p>Kisah keluarga kaya asal Singapura dalam film produksi Hollywood yang berjudul <em>Crazy Rich Asians</em>berhasil mencuri perhatian masyarakat dunia termasuk Indonesia. Kesuksesan film ini lantas ikut menyorot kehidupan keluarga kaya di Indonesia. Pada 13 September 2018, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan munculnya tagar <em>#CrazyRichSurabayan</em> di media sosial Twitter. Ada banyak postingan terkait gaya hidup orang kaya di Surabaya yang dikatakan sangat mirip dengan gaya hidup keluarga kaya yang diceritakan dalam film tersebut. Anekdot dan meme menjadi cara warganet Indonesia dalam mewujudkan <em>participatory culture</em> guna merespons fenomena <em>#CrazyRichSurabayan.</em> Penulis menggunakan pendekatan kualitatif, metode pengumpulan data berupa studi dokumentasi, dan menggunakan pisau analisis tematik. Hasil penelitian menjelaskan bahwa empat bentuk <em>particaptory culture</em> yang dijelaskan oleh Jenkins (2006) yakni keanggotaan <em>(affiliations),</em> ekspresi <em>(expressions),</em> kolaborasi memecahkan masalah <em>(collaborative problem solving),</em> alur/sirkulasi <em>(circulations)</em> dalam fenomena tersebut dapat terpenuhi. Kemudian, warganet yang berusia muda memiliki peran penting dalam proses kreativitas pembuatan anekdot dan meme. <em>Participatory culture </em>juga dapat membangun ikatan sosial dalam komunitas virtual berdasarkan minat yang sama. Dalam konteks Indonesia, Komunitas Meme Comic Indonesia (MCI) adalah bukti nyata bahwa produser meme saling mendukung hasil kreatifitas anggotanya. Budaya populer telah membuatnya menjadi basis yang kaya untuk membentuk ikatan sosial dalam populasi internet yang mengglobal.</p> Syahrul Hidayanto Eriyanto Eriyanto ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 310 310 KOMUNIKASI DIGITAL DAN WAKTU SENGGANG https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1105 <p>Proses komunikasi melalui media digital semakin memudahkan pelakunya. Waktu yang dipakai untuk berkomunikasi pun terpangkas, sehingga para pelakunya dapat memiliki lebih banyak waktu senggang. Waktu senggang ini dapat dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan yang sebelumnya tidak terpikirkan atau terencanakan. Artikel ini menyoroti pemanfaatan waktu senggang ini oleh para pelaku komunikasi digital, terutama person-person yang masuk dalam kategori generasi milenial. Penjelasan mengenai karakteristik komunikasi digital yang dapat mempercepat kegiatan-kegiatan tertentu beserta konsekuensi-konsekuensinya menjadi pokok pikiran utama. Konsekuensi ini muncul saat berproses dan setelah satu-dua kegiatan selesai dilakukan. Penjelasan ini dikolaborasikan dengan filosofi penggunaan waktu senggang oleh generasi milenial yang akrab dengan konten digital. Penjelasan tentang kecenderungan yang muncul sebagai konsekuensi perubahan teknologi juga tidak dapat dipisahkan dengan penjelasan mengenai dua hal sebelumnya. Ketiga pokok pikiran ini menjadi pedoman analisis mengenai fenomena baru yang timbul akibat kelindan antara proses komunikasi digital, waktu senggang, dan kecenderungan perilaku generasi milenial.</p> Lukas Deni Setiawan ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 319 319 THE POWER OF “INSTAGRAMABLE” IN DESTINATION BRANDING : JAKARTA MILLENIAL TOURIST CASE STUDY https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1106 <p>Antusiasme generasi millenial dalam mencari lokasi foto yang dinilai menarik sangat mudah ditemukan di era digital saat ini. Fenomena ini kemudian melahirkan istilah <em>“Instagramable” </em>untuk menandakan bahwa lokasi tersebut indah dan “sangat layak posting” di Instagram. Fenomena <em>“Instagramable” </em>ini pada perkembangannya lazim digunakan oleh banyak pihak sebagai <em>destination branding, </em>yang dapat menarik perhatian <em>millenial tourist </em>dalam hal ini generasi millenial sebagai referensi destinasi wisata baru yang direkomendasikan. Subjek dalam penelitian ini adalah generasi millenial di wilayah Jakarta sebagai <em>millenial tourist </em>yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive (Morissan, 2012). Dengan menggunakan pendekatan studi kasus, diharapkan fenomena kontemporer dapat dikaji lebih mendalam. Penelitian ini menggunakan <em>Destination Branding Theory </em>(Ritchie and Ritchie, 1998; Koneznik and Gartner, 2007), dan <em>Social Media Theory </em>(Murray Dick 2013) sebagai landasan teoritis. Sumber primer hasil penelitian diperoleh melalui metode wawancara partisipatif, kajian literature serta analisis dokumentasi. Melalui perangkat metode penelitian ilmiah tersebut, peneliti dapat menelaah dan mengkaji daya pikat fenomena <em>“Instagramable” </em>bagi <em>millenial tourist </em>dalam pembentukan destinasi wisata di era digital.</p> Dinda Rakhma Fitriani Christiana Wulandari Noviawan Rasyid Ohorella ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 328 328 ANALISIS KOMUNIKASI PARIWISATA (Studi Kasus: Desa Ekowisata Nyambu, Tabanan-Bali) https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1107 <p>Komunikasi berperan penting dalam sektor pariwisata.Melalui komunikasi tersebut, pariwisata dapat mengkomunikasikan pemasaran, aksesibilitas, destinasi, sumber daya alam maupun manusia kepada para wisatawan serta membentuk kelembagaan didalam suatu desa wisata, seperti Desa Ekowisata Nyambu di Tabanan-Bali. Desa Nyambu menerapkan konsep Desa Ekowisata&nbsp; melalui proses panjangnya hingga kini menjadi sebuah produk wisata yang cukup bersaing di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi pariwisata yang terjadi di Desa Ekowisata Nyambu serta strategi pemasaran yang dilakukan menggunakan <em>push and pull strategy</em>. Penelitian ini menggunakan perspektif&nbsp; komunikasi pariwisata menurut Burhan Bungin yang di dalamnya mencakup 6 elemen utama serta <em>push and pull strategy </em>sebagai strategi komunikasi pemasaran yang digunakan untuk mengembangkan sektor pariwisatanya. Pendekatan pada penelitian ini bersifat kualitatif dengan tujuan agar dapat membahas secara mendalam suatu fenomena yang terjadi serta menggunakan metode studi kasus.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara, studi kepustakaan, studi lapangan, dan studi dokumen.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi pariwisata dan strategi komunikasi pemasaran pada Desa Ekowisata Nyambu sudah baik.Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya desa nyambu sebagai tujuan wisata berbasis ekologis yang berhasil menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.</p> Melinda Melinda Indiwan Seto Wahyuwibowo ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 338 338 PENGENALAN OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN LEBAK MELALUI STRATEGI KOMUNIKASI BERBASIS MEDIA DIGITAL https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1108 <p>Strategi komunikasi berbasis media digital merupakan suatu aktivitas komunikasi melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi terkini, yang bersifat informatif atau persuasif untuk memberikan informasi dan memperkuat gagasan/ide secara sistematis dan komprehensif. Maraknya aktivitas swafoto yang dilakukan generasi milenial, akan meningkatkan potensi suatu wilayah untuk dijadikan objek wisata yang berdaya guna dan berhasil guna. Pengenalan objek wisata alam di Kabupaten Lebak perlu dilakukan secara masif untuk kian mengenalkan seluruh potensi kekayaan alam maupun budaya, sehingga semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui jasa atau produk dari bidang pariwisata. Pengenalan kekayaan potensi wisata alam dan budaya di Kabupaten Lebak melalui media digital akan berpengaruh terhadap pesatnya penyebaran informasi destinasi wisata di Kabupaten Lebak. Pengembangan serta ekspansi sektor pariwisata akan berdampak kepada pembangunan infrastruktur yang semakin pesat untuk menjangkau destinasi wisata alam maupun budaya yang berada di wilayah ini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif, serta diperkuat data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi langsung, wawancara, studi literatur, hingga dokumentasi visual. Potensi wisata alam dan budaya yang berada di Kabupaten Lebak perlu dikenalkan kepada generasi milenial secara tepat melalui strategi komunikasi yang terafiliasi dengan media digital, sehingga akan mempermudah akses informasi mengenai objek wisata alam dan budaya, guna semakin meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.</p> Nandang Wiga Sudarmawan Arus Reka Prasetia ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 346 346 IMPLEMENTASI DIGITAL MARKETING PRODUK UMKM KOPERASI CIPTA BOGA DI KAMPUNG WISATA EKO KULINER KERANGGAN KECAMATAN SETU TANGERANG https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1109 <p>Pemasaran digital adalah solusi bagi&nbsp; pemasaran produk yang berkembang dengan sangat pesat dan murah untuk menjangkau pelanggan secara maksimum tanpa batas apapun. Apalagi buat bisnis baru, dan produk UNKM . lewat&nbsp; penyesuaian digital marketing pengelola&nbsp; dapat menyampaikan pesan mereka&nbsp; hanya kepada pelanggan yang berpotensial dan banyak pelanggan baru dapat tertarik dengan menggunakan teknik yang berbeda. Pemasaran online memiliki banyak keuntungan bagi bisnis serta pelanggan, namun di sisi lain ada beberapa masalah yang berhubungan dengan internet marketing dan penggunaan teknologi dan popularitasnya di kalangan target pasar.Strategi pemasaran melalui website dan internet marketing mampu mempengaruhi perkembangan dan keputusan dalam strategi pemasaran yang dapat juga untuk meningkatkan value suatu perusahaan. Selain itu dengan adanya e-marketing dapat menekan dan menghemat biaya pengeluaran marketing suatu perusahaan.Produk-produk UMKM di kampung Keranggan Tangerang Selatan sebagai contoh membutuhkan strategi pemasaran yang tepat agar produk pengusaha binaan Koperasi Cipta Boga inni bisa berkembang pesat.</p> Yoyoh Hereyah ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 PERSEPSI MAHASISWA VOKASI KOMUNIKASI PEMINATAN PUBLIC RELATIONS TERHADAP PROFESIONALISME https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1110 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa Program Vokasi Komunikasi, Peminatan <em>Public Relations</em>mengenai profesionalisme PR di Indonesia dan bagaimana cara mahasiswa untuk meraih profesionalisme tersebut dalam perjalanan mereka dalam menuntut ilmu di Perguruan Tinggi. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis.Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif dengan surveypada mahasiswa aktif Program Studi Vokasi Komunikasi, Peminatan <em>Public Relations</em> Angkatan 2015-2017.Jumlah populasi penelitian ini adalah 191 mahasiswa. Hasil dari penelitian ini adalah 100 % dari responden mengetahui dan memahami dengan baik profesi <em>Public Relations</em>.Mereka juga mengetahui pekerjaan apa saja yang dilakukan oleh PR Profesional dan 70% responden tertarik menjadi PR yang profesional. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan positif bagi calon praktisi Humas di masyarakat, khususnya para mahasiswa <em>Public Relations</em>yang ingin menjadi PR Profesional saat mereka memasuki dunia kerja.Selain itu, dari sisi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kajian persepsi profesi dalam ilmu komunikasi, khususnya kajian ilmu <em>Public Relations</em>.</p> Mareta Maulidiyanti Pijar Suciati ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 363 363 PENDEKATAN SINEMATIK DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN MULTIKULTURAL BUKALAPAK VERSI FILM PENDEK CI LINDA https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1111 <p>Penelitian ini fokus pada pendekatan sinematik yang dilakukan oleh aplikasi pemasaran bukalapak yang menggunakan berbagai elemen sinema melalui film pendek versi; Bu Linda.Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode analisis teks dengan pendekatan semiotika dan hermeneutika.Hasil penelitian menunjukan representasi simbolik etnik dalam penokohan mampu menempatkan etnis minoritas dan mayoritas sejajar dalam konteks sosial bangsa Indonesia. Representasi kedua yang dibangun dalam unsur sinematik ialah simbol kesarjanaan sebagai perekat kehidupan sosial dan nilai keluhuran berbangsa dan bernegara, hal ini diwujudkan dalam unsur sinema setting tempat, setting waktu dan dialog. Ketiga, representasi simbolik diwujudkan dalam unsur tata kamera (<em>direct of Photography</em>) yang menunjukan ekspresi, emosi dan cinta dengan pendektan moving dan close up sebagai upaya menunjukkan rasa persatuan emosi secara keseluruhan dari cerita, dialog dan lain-lain yang didramatisir oleh sound dan instrument musik serta tata cahaya. Ketiga unsur sinematik tersebut mampu menggabungkan nilai kebangsaan dalam narasi cerita yang tujuannya untuk mendapat simpati, persepsi dan argumentasi komunikasi pemasaran multikultural dan menentukan top of mind aplikasi bukalapak sebagai pemasar yang lahir dari nilai-nilai kebangsaan.</p> Ahmad Toni ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 380 380 KETIKA JURNALIS MENGUNGGAH KONTEN YANG BERBEDA DI TWITTER DAN DI KANAL MEDIA UTAMA: STUDI EKPLORATIF https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1112 <p>Keberadaan media sosial semakin hari semakin berkembang termasuk juga mengubah budaya di ruang redaksi. Media sosial tidak hanya digunakan sebagai sumber berita oleh jurnalis tapi juga sebagai platform guna menyebarkan informasi terkait pemberitaan yang mereka produksi—tidak selamanya didominasi oleh platform resmi media tempat mereka bekerja. Penelitian ini mengkaji tentang praktek jurnalis yang memiliki akun <em>Twitter</em> pribadi untuk menginformasikan berita dan kegiatan yang sedang dilakukan oleh jurnalis dan medianya. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi dan tren topik berita pada akun pribadi <em>Twitter</em> jurnalis dengan jumlah artikel yang dibuat pada kanal utama media masing-masing. Teori yang digunakan pada penelitian adalah <em>agenda setting </em>serta konsep <em>news sharing.</em> Dengan menggunakan metode studi dokumen disertai analisis konten terhadap postingan berita di kanal utama organisasi media dan akun <em>Twitter</em>para jurnalis <em>Tirto</em> dan <em>Kompas</em>selama Oktober dan November 2018, peneliti menemukan konten <em>posting</em> dalam akun <em>Twitter</em> pribadi jurnalis tidak selalu sesuai dengan konten pemberitaan dari media. Dalam uji statistik, ditemukan koefisien korelasi sebesar 0.199 dan signifikansi 0.390, yang berarti hubungan antar konten jurnalis di kanal utama media dan akun media sosial mereka sangat lemah. Hal ini yang mendasari argumen peneliti bahwa jurnalis dan media belum tentu mempunyai tujuan ataupun ‘agenda’ yang sama.</p> Nashya Tamara Lavenna Senjaya Livia Marcella Tantiana Vida ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 389 389 KONVERGENSI PADA MEDIA MASSA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konvergensi Media di Republika) https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1113 <p>Konvergensi kini menjadi salah satu cara bagi media lama untuk menjaga eksistensi di tengah gencarnya perkembangan internet. Berdirinya Republika <em>Online</em> pada 17 Agustus 1995 menandai dimulainya konvergensi yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam berbagai aspek di Republika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan konvergensi yang dilakukan media Republika berdasarkan lima dimensi Rich Gordon (2003), yaitu konvergensi kepemilikan, konvergensi taktik, konvergensi struktur, konvergensi peliputan informasi, dan konvergensi penyajian atau pengisahan cerita. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan paradigma konstruktivis, denganjenis penelitian deskriptif-kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, Republika melakukan konvergensi karena terjadinya transformasi teknologi yang mendorong media untuk masuk ke ranah digital. Ledakan transformasi digital membuat terjadinya perubahan konsumsi informasi di masyarakat, sebagai media yang ingin terus menjaga eksistensinya Republika membaca perubahan tersebut, di mana masyarakat saat ini menginginkan informasi yang serba cepat. Tuntutan industrimembuat Republika tidak hanya menjadikan tulisan sebagai konten unggulan, Republika juga harus mendistribusikan informasi ke dalam berbagai format. Kesimpulan penelitian ini adalah Republika telah mengaplikasikan seluruh dimensi konvergensi walaupun terdapat beberapa kendala yang dialami selama proses konvergensi ini. Evaluasi perlu dilakukan dalam beberapa hal seperti meninjau kembali keefektifan sistem <em>newsroom</em>, melakukan penambahan sumber daya yang kompeten untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi yang disajikan dalam berbagai format.</p> Annissa Derviana Rana Akbari Fitriawan ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 404 404 TANGGUNG JAWAB MORAL DAN SOSIAL ILMUWAN : SIKAP ILMIAH ILMUWAN DI INDONESI https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1114 <p><em>In order to manifested&nbsp; prosperity and increase human values, they develope&nbsp; science. The essential purpose of science for prosperity of&nbsp; human bieng. So the essence of science is not value free.Scientist must thoughtful of ethic consequences&nbsp; from the science. Althought morale and social responsibility of scientist can not relate from integrity them self. It means high integrity and involved about their job. This paper include the philosophy of science&nbsp; discuss about scientist must possessed attitude. The attitude of scientist than morale and social responsiblity from develope science them self. </em></p> Surajiyo Surajiyo ##submission.copyrightStatement## 2019-03-14 2019-03-14 1 414 414 REKONSTRUKSI PESAN ANTI SEKS BEBAS PADA REMAJA DI MEDIA MASSA https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1115 <p>Penelitian ini didasarkan pada dinamika prilaku seks bebas oleh remaja yang kian mengkhawatirkan. Angka-angka survey terus meningkat dan mengarah pada angka negatif. Beragam upaya termasuk upaya membangun pesan komunikasi telah dilakukan tapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Maka melalui aspek komunikasi pembangunan kesehatan, penelitian ini dibahas dengan menggunakan pendekatan difusi inovasi oleh Rogers. Penelitian ini juga berusaha menampilkan persoalan, membahas persoalan dan menyampaikan solusi. Penelitian ini pula menawarkan beberapa strategi promosi kesehatanPenelitian ini didasarkan pada dinamika prilaku seks bebas oleh remaja yang kian mengkhawatirkan. Angka-angka survey terus meningkat dan mengarah pada angka negatif. Beragam upaya termasuk upaya membangun pesan komunikasi telah dilakukan tapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Maka melalui aspek komunikasi pembangunan kesehatan, penelitian ini dibahas dengan menggunakan pendekatan difusi inovasi oleh Rogers. Penelitian ini juga berusaha menampilkan persoalan, membahas persoalan dan menyampaikan solusi. Penelitian ini pula menawarkan beberapa strategi promosi kesehatan</p> Eko Hero ##submission.copyrightStatement## 2019-04-15 2019-04-15 1 PROFESI PUBLIC RELATIONS DALAM PERSEPSI SISWA SMA DI JAKARTA https://proceeding.umn.ac.id/index.php/COMNEWS/article/view/1116 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa Sekolah Menengah Atas memahami profesi Public Relations dan bagaimana persepsi mereka tentang profesi tersebut. Metodologi dalam penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, menggunakan survey kuesioner terhadap sampel 2 SMA di Jakarta, yaitu SMA 66 (mewakili sekolah negeri) dan SMA Pangudi Luhur (mewakili sekolah swasta). Dengan sampel sebagai berikut: siswa kelas 11 SMAN 66 sebanyak 272 orang dan siswa kelas 11 SMAS pangudi luhur&nbsp; sebanyak 162 orang. Temuan dari penelitian ini adalah lebih dari 50% responden mengetahui dan memahami mengenai profesi Public Relations. Sebagai siswa yang sebentar lagi memasuki dunia perkuliahan, mereka tertarik, serta mempunyai kemauan lebih untuk tahu lebih banyak tentang profesi Public Relations. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan positif bagi praktisi Humas di organisasi, perusahaan, atau pun dunia pendidikan. Selain itu, dari sisi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kajian persepsi profesi dalam ilmu komunikasi, khususnya kajian ilmu Public Relations</p> Pijar Suciati Mareta Maulidiyanti ##submission.copyrightStatement## 2019-03-14 2019-03-14 1